Catatan Harian M. FIlza Ali Yaghzan

04 January 2007

Tali Pusarku Lepas

Sejak kelahiran pada hari pertama, Kamis Pahing, 21 Desember 2006, tali pusar yang menghubungkan semua nutrisi dari ibu selama dikandungan diputus dan aku mulai diberikan nutrisi melalui ASI. Pemotongan tali pusar ini membuat luka yang masih terasa sakit terutama pada saat aku dimandikan sehingga membuatku menangis dengan keras sekali.



Sejak kelahiran pada hari pertama, Kamis Pahing, 21 Desember 2006, tali pusar yang menghubungkan semua nutrisi dari ibu selama dikandungan diputus dan aku mulai diberikan nutrisi melalui ASI. Pemotongan tali pusar ini membuat luka yang masih terasa sakit terutama pada saat aku dimandikan sehingga membuatku menangis dengan keras sekali.

Alhamdulillah Allah memberikan kecepatan putusnya tali pusarku sehingga rasa sakit jauh berkurang. Pada Kamis, 28 Desember tali pusar sudah lepas, hal ini diketahui pertama kali oleh ayahku yang sangat perhatiaan kepadaku. Begitu aku pipis dan beol pada dini hari ayah dan ibu melepas popokku dan mendapatkan tali pusarku sudah lepas. Berita ini disambut gembira oleh ayah, ibu dan keluarga besarku.

Paginya nenek langsung membuat bubur putih untuk dibagikan kepada tetangga dekat untuk memberitahu kelahiranku dan sebagai tanda telah lepasnya tali pusarku. Ini merupakan tradisi di daerah Pekalongan yang sampai saat ini masih dipegang oleh masyarakat. Ayah merupakan orang yang akomodatif terhadap tradisi yang tidak bertentangan dengan Islam.

Dengan lepasnya tali pusarku secara tradisi maka nama sudah boleh diberikan kepadaku, walaupun secara defakto namaku belum dipublish ke masyarakat.

Malam hari setelah lepasnya tali pusarku keluargaku mengadakan lek-lekan (menunggu aku semalaman) yang dilanjutkan dengan sahur untuk menyambut puasa sunnah tanggal 8 – 9 Dzulhijjah.


0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]



<< Home